Skip to main content

10.000 Genteng Untuk Kelud

Beberapa waktu lau di group alumni angkatan kampus, ada seorang yang dari Kediri posting gambar beberapa rumah yang terkena imbas lahar dingin. Bersamaan dengan itu saya dapat kiriman banyak rumah yang gentengnya hancur. 

Iseng aja di group itu ngumpulin dana, terkumpullah sedikit demi sedikit. Saya cari info sana-sini kira-kira bantuan apa yang akan diberikan. Nah saya teringat genteng tadi. 

Ada relawan yang bilang rumah yang hancur cuma 4 rumah. Yang lainnya kerusakan kecil, jadi genteng ga begitu perlu. 

Ada juga relawan yang bilang, genteng sudah dibantu pemerintah, jadi bantuan berupa genteng ga perlu.

Setelah mendengar berita bahwa pemerintah akan memberikan genteng, namun baru 1 juta genteng, sementara kebutuhan gentengnya ada 6 juta buah, ya langsung saja saya putuskan untuk beli genteng.

Saya konsultasikan dengan temen dari BPPOM pusat yang hari ke 3 setelah letusan ke lokasi Kelud, dan dibantu oleh temennya relawan dari Bulan Sabit Merah Indonesia, juga dibantu oleh relawan dari club Motor CB Indonesia yang memang saat itu dan sampai saya menulis ini mereka masih stay di sekitar Kelud, dapatlah tujuan pemberian genteng yang memang sampai sekarang belum mendapatkan bantuan genteng.

Saya dan temen-temen alumni Computer Control ITS Surabaya angkatan 2003 sepakat untuk memberikan bantuan genteng. Terkumpullah pas nominalnya untuk beli 10.000 genteng. Langsung saya cari lokasi produksi genteng, karena menurut informasi genteng sudah langka di seluruh Jawa Timur. Nah dibantu salah satu pengurus Pondok Pesantren Al Fattah dari Nganjuk, dapatlah kita.


Bersama Pak Kyai H. Muhammad Busro, pengurus Ponpes Al Fattah Nganjuk
Kalo foto di bawah ini kampung tempat saya beli genteng. Terlihat hampir semua rumah memproduksi bahan bangunan tersebut



Nah awalnya bantuan dari temen-temen ini akan diantar hari senin, eh ternyata pada jumat pagi saya dikabari akan diantar hari sabtu tanggal 1 maret 2014. Nah saat itu juga saya langsung kepikiran untuk ikut berangkat ke lokasi musibah. Saya dan istri berangkat merdua sama benpinyo jam setengah 2 dini hari tanggal 1 maret. Sampai Nganjuk pukul setengah 7 pagi. 

Sekitar 5 km mendekati rumah, saya telp ke ibu minta tolong nyariin baju bertuliskan BLCC 2003, baju 11 tahun yang lalu. Alhamdulillah ketemu, dan alhamdulillah masih muat, ga berubah nih ukuran badan. Kenapa cari yang BLCC 2003? Karena itu kaos punya history sendiri saat itu Bhakti Lingkungan Computer Control 2003, pas dan sesuai dengan donatur kali ini. Dan bagian belakang bertuliskan citius altius fortius yang artinya lebih cepat lebih tinggi lebih kuat. Harapan saya semoga lebih cepat proses pemulihan korban bencana ini, diberikan kekuatan yang lebih untuk korban dan relawan, serta lebih tinggi kekayaan alam kita. *halah*

Jam 8 saya menuju rumah Pak Busro untuk ambil gentengnya. Pak Busro sudah menunggu di rumahnya dan sesampai rumah beliau kita langsung ke lokasi kampung genteng saya istilahkan, sekitar pukul 9 pagi.

Gentengnya sudah disiapkan 2 truk, alhamdulillah tidak ada ongkos kirim karena juga dibantu sampai lokasi, di desa Puncu Kediri.

Perjalanan lumayan makan waktu, dan sampai daerah Pare kita sudah dijemput oleh temen-temen dari CB Motor Club dan menunjukkan lokasi yang membutuhkan. Langsung kita meluncur ke lokasi. 

Yang sampai saat ini belum mendapatkan genteng adalah sebuah masjid di kecamatan Puncu. Alhamdulillah seluruh genteng di Masjid Al Manar Puncu adalah sumbangan dari temen CC 2K3 ini, semoga pahala terus mengalir selama masjid itu digunakan. Amin.

Disamping masjid juga ada PAUD yang juga membutuhkan genteng, kita juga menyalurkan untuk PAUD tersebut.





Kantor desa Puncu yang gentengnya juga masih belum diperbaiki, masih ditutup terpal

Kanopi yang rusak dan belum diperbaiki

Langit-langit bocor terkena lemparan batu kerikil Kelud
Setelah sholat duhur di masjid itu, berjamaah dengan bapak-bapak polisi dan TNI yang jadi relawan yang diimamin oleh Bapak Kyai H. Muhammad Busro dimana genteng masjidnya masih ditutup terpal, kita diberi nasi bungkus oleh seorang warga yang juga terkena musibah. Pak Suyono kita memanggilnya.

Dengan mata berkaca-kaca dan santunnya, beliau berbicara lirih ke saya dan Pak Busro. Beliau ingin meminta sedikit genteng untuk rumahnya yang belum mendapat bantuan genteng. Untungnya 1 truk kita belum menurunkan genteng, spontanitas kuta menuju rumahnya bersama 1 truk itu.

Ternyata sesampai lokasi, memang banyak yang belum mendapatkan bantuan. Kita turunkan genteng untuk beliau dan tetangga. Namun maaf kami belum bisa memerikan untuk semua karena memangsangat terbatas.

Rumah warga yang belum mendapat bantuan genteng

Salah satu pohon alpukat yang tinggal pohon dan buahnya, daunnya sudah kering terkena panasnya pasir vulkanik.
Genteng dibagikan ke warga sekitar

Genteng diberikan ke warga sekitar

Genteng diturunkan dari truk untuk masjid Al Manar


Seorang polisi melintas setelah membantu menurunkan genteng
Sepanjang jalan menuju lokasi, saya banyak melihat tumpukan pasir didepan rumah warga. Kalo di jogja hanya abu vulkanik, kalo disini masih bercampur batu. Jadilah pasir.


Banyak pohon / tanaman yang daunnya sudah kering, karena tidak kuat dengan panasnya pasir vulkanik ini, yang ada tinggal batang pohon dan buahnya.



Rombongan polisi istirahat makan siang
Sedikit hiburan truk yang saya tumpangi.
LMI, lembaga manajemen infaq, membuatkan tempat air bersih. Banyak warga yang memang butuh air bersih. Lihat logo LMI saya jadi ingat mas Wahyu Novyan (mantan direktur LMI), yang membantu saya berangkat sebagai relawan gempa Padang beberapa tahun silam. Apa kabar beliau sekarang...
Pos pengungsian yang sudah k osong
Selfie dikit aja diatas truk.
Foto-foto di atas adalah kondisi sekitar jalan utama arah ke desa Puncu. Saya hanya masuk gang sedikit saat beri genteng ke rumah Pak Suyono. Saya ga bisa bayangkan bagaimana kondisi rumah yang lebih dekat dengan puncak Kelud, dan rumah-rumah yang tidak bisa dijangkau oleh truk. Dalam perjalanan kesana, banyak mobil tangki yang antar air bersih. Berarti masih banyak daerah yang lebih parah. Waktu yang saya miliki sangat terbatas. Maaf...

Meskipun total saya hanya 4 jam di daerah kelud, banyak hal yang saya dapatkan. Bantuan yang kita berikan itu pasti bermanfaat. Meski sudah banyak yang memberikan sumbangan, pasti ada yang membutuhkan, sekecil apapun itu.

Kelud, daerah yang sangat subur, banyak orang yang pindah dari luar kediri hanya ingin bertani di daerah Kelud. Tanam apasaja pasti akan memanen. Dengan adanya letusan ini, dipastikan daerah lereng kelud akan lebih subur daripada sebelumnya. 

Dan salam buat relawan, buanglah sampah pada tempatnya dan sholatlah secara berjamaah di awal waktu.

Semoga semua sumbangan dapat bermanfaat dan semoga yang memberi sumbangan baik itu moral dan material selalu diberi kesehatan, dilancarkan rejekinya, dimudahkan semua urusannya. Amin amin amin...

Yang masih pengen memberikan donasi bisa japri ke saya.

Matur nuwun, sekelangkong, terima kasih dan thank you so much.

Comments

Popular Posts

Teknik Selling Rasulullah (3) : 24 Cara Menjual yang Wajib Dihindari

Nah, kali ini saya share juga 24 cara menjual yang wajib dihindari, sesuai yang diajarkan Rasulullah masih dari buku yang sama seperti artikel terkait sebelumnya . Agar penjual profesional mendapat keuntungan luar biasa dan menghasilkan Word of Mouth, ia wajib menghindari 24 cara menjual yang tidak Islami berikut ini : 1. Berbohong Rasulullah saw selalu jujur dalam berjualan, beliau memilih menceritakan berapa harga barang yang dibelinya dan memberi kebebasan para pembeli untuk memberikan keuntungan kepadanya. Nah ini jarang sekali terjadi di masa sekarang. Siap? 2. Menggunakan Undian Menggunakan sistem undian merupakan tindakan yang harus dihindari karena sifatnya sama dengan berjudi. Undian yang dilarang adalah yang dilakukan dengan menarik sejumlah uang untuk memperoleh kupon yang akan diundi. Dalam Al-Quran juga sudah disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 90-91 yang artinya sebagai berikut : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, maisir,

Desa Wisata Petungulung, Margopatut, Nganjuk

Hari ini tadi saya mengikuti sebuah diskusi tentang UKM dan beberapa Bank di Nganjuk bersama salah seorang anggota DPD RI. Ditengah diskusi tersebut ada seorang wanita yang mengutarakan uneg-unegnya mengenai sebuah kawasan desa wisata di Kabupaten Nganjuk, sebut saja Bu Ima. Nah dari penjelasan beliau, saya langsung berkata dalam hati " waiki... "  Saya jadi banyak teringat masa lalu saat di Jogja, begitu banyak desa wisata di sana, tapi di Nganjuk belum ada, sampai-sampai saya dan seorang kawan beberapa bulan lalu punya ide buat bikin ini. Tapi belum jadi-jadi, maklum kurang gerak sih... Bersama Pak Camat Sawahan Setelah acara selesai dan saat saya mau pulang, di parkiran tiba-tiba saya diajak seorang kawan untuk ngelihat sebuah desa wisata baru di daerah Kec Sawahan itu. Kawasan ini baru diresmikan sekitar bulan April 2016. Masih kinyis-kinyis tentunya, langsung aja berangkat kesana. Ternyata semobil sama bu Ima tadi. Ngobrol-ngobrol di dalam mobil, saya ambil

Ketika Anak Bertanya Tentang Allah

Allah itu Siapa? Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya… Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya: Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, Bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Allah?” Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?” Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”