Skip to main content

Kenapa Harus Black Campaign

Foto dari Bintang Arigia

Pertarungan capres cawapres tahun ini saya rasa paling panas diantara pertarungan pada pemilu-pemilu sebelumnya, mungkin dikarenakan kandidatnya hanya 2, Pak Jokowi dan Pak Prabowo.

Saya rasa pemilu kali ini adalah pemilu terbaik yang pernah saya tau, dimana kedua tokoh merupakan orang-orang terbaik yang saat ini ada. Dan saya sangat yakin siapapun pemenangnya, Indonesia 5 tahun kedepan akan menjadi lebih maju.

Layaknya manusia biasa, kedua kandidat capres juga pasti memiliki kekurangan, karena memang tidak ada manusia yang sempurna, dan kekurangan-kekurangan itulah yang banyak dipublikasikan ke masyarakat umum. Saat ini hampir setiap orang sudah menggenggam internet di tangan, kemudahan informasi ini yang dimanfaatkan untuk mempublikasikan hal-hal terkait kedua kandidat calon presiden kita. Begitu juga oleh sasiun tv yang mengusungnya, seperti perang media.

Tapi yang saya sangat-sangat miris adalah, kebanyakan mereka mempublikasikan hal-hal buruk. Banyak yang membuat website baru untuk menampilkan berita, ada juga kolom opini dari masyarakat yang secara otomatis terpublikasi tanpa ada filtering benar atau tidaknya berita tersebut, ada juga yang sampai memberitakan masalah agama dari masing-masing pihak yang jadinya dipolitisir. Dan hal tersebut membuat masyarakat kita sangat mudah percaya berita tersebut begitu saja, karena masih banyak yang beranggapan berita di internet itu pasti benar adanya.

Yang saya khawatirkan adalah makin banyak dari masyarakat kita yang jadi pesimis terhadap calon pemimpin kita. Tidak ada rasa kebanggaan terhadap calon pemimpin kita. Yang lebih saya takutkan lagi, saudara-saudara kita di perbatasan, yang akhirnya lebih senang memilih percaya terhadap negara tetangga yang adem ayem tanpa melihat pemimpin negaranya memiliki keburukan.

Sebenarnya semua tergantung dari kitanya masing-masing untuk nerima berita-berita yang beredar liar. Memang kebanyakan dari kita lebih banyak suka ngomongin hal-hal buruknya orang daripada hal-hal baik.

Foto dari Ippho Santosa

Misalnya saja, kita saling menceritakan hal-hal baik para capres, saya yakin kita akan jadi masyarakan yang lebih optimis tentang pemimpin kita kelak. Pepatah yang sering kita dengar sejak kecil adalah 'air susu dibalas air tuba', nah gimana kalo dibalik 'air tuba dibalas dengan air susu'? Atau 'black campaign' dibalas dengan 'white campaign'?

Saya sangat yakin, kita akan jadi bangsa yang lebih besar. Logika sederhana saya adalah 'kalo ingin mendapatkan pemimpin yang baik dan amanah, maka mulailah dari diri kita sendiri untuk jadi orang yang baik dan amanah'. Seperti kata pepatah arab 'perilakumu akan menunjukkan siapa siapa jodohmu'

Semoga kita menjadi bangsa yang lebih besar dan bermartabat. Amin

Comments

Popular Posts

Teknik Selling Rasulullah (3) : 24 Cara Menjual yang Wajib Dihindari

Nah, kali ini saya share juga 24 cara menjual yang wajib dihindari, sesuai yang diajarkan Rasulullah masih dari buku yang sama seperti artikel terkait sebelumnya . Agar penjual profesional mendapat keuntungan luar biasa dan menghasilkan Word of Mouth, ia wajib menghindari 24 cara menjual yang tidak Islami berikut ini : 1. Berbohong Rasulullah saw selalu jujur dalam berjualan, beliau memilih menceritakan berapa harga barang yang dibelinya dan memberi kebebasan para pembeli untuk memberikan keuntungan kepadanya. Nah ini jarang sekali terjadi di masa sekarang. Siap? 2. Menggunakan Undian Menggunakan sistem undian merupakan tindakan yang harus dihindari karena sifatnya sama dengan berjudi. Undian yang dilarang adalah yang dilakukan dengan menarik sejumlah uang untuk memperoleh kupon yang akan diundi. Dalam Al-Quran juga sudah disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 90-91 yang artinya sebagai berikut : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, maisir,

Desa Wisata Petungulung, Margopatut, Nganjuk

Hari ini tadi saya mengikuti sebuah diskusi tentang UKM dan beberapa Bank di Nganjuk bersama salah seorang anggota DPD RI. Ditengah diskusi tersebut ada seorang wanita yang mengutarakan uneg-unegnya mengenai sebuah kawasan desa wisata di Kabupaten Nganjuk, sebut saja Bu Ima. Nah dari penjelasan beliau, saya langsung berkata dalam hati " waiki... "  Saya jadi banyak teringat masa lalu saat di Jogja, begitu banyak desa wisata di sana, tapi di Nganjuk belum ada, sampai-sampai saya dan seorang kawan beberapa bulan lalu punya ide buat bikin ini. Tapi belum jadi-jadi, maklum kurang gerak sih... Bersama Pak Camat Sawahan Setelah acara selesai dan saat saya mau pulang, di parkiran tiba-tiba saya diajak seorang kawan untuk ngelihat sebuah desa wisata baru di daerah Kec Sawahan itu. Kawasan ini baru diresmikan sekitar bulan April 2016. Masih kinyis-kinyis tentunya, langsung aja berangkat kesana. Ternyata semobil sama bu Ima tadi. Ngobrol-ngobrol di dalam mobil, saya ambil

Ketika Anak Bertanya Tentang Allah

Allah itu Siapa? Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya… Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya: Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, Bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Allah?” Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?” Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”