Skip to main content

3 Minggu di Pengasingan

1 Oktober, saya ada tugas belajar dari Biznet (tempat saya bekerja) ke Jakarta. Sesampai di Jakarta, saya ketemu sama temen-temen hebat dari penjuru tanah air. Ada yang dari Bali, Padang, Jambi, Salatiga, Solo, Serang, Surabaya, Semarang, Malang, Jember, Pemalang, Salatiga, Bandung, Karawang, Pamanukan, dan lain sebagainya.

Banyak hal yang saya dapat selama 3 minggu tersebut. Selain reuni sama temen-temen waktu dulu Biznet masih memiliki sekitar 300 karyawan, saya akhirnya juga dapet banyak kawan baru, karena karyawan Biznet sampai dengan saya di Jakarta kemarin itu sudah mencapai 1200 karyawan.

Saya tidak menceritakan apa yang saya dapat di kantor tentang pejaran-pelajaran yang disampaikan, tapi saya akan menceritakan kehidupan saya sebagai seorang 'pengasingan' selama lebih dari 3 minggu tersebut, yang tinggal disebuah perumahan yang masih jauh dari minimarket yang tidak ada kendaraan, dimana masih dalam area perbukitan Gunung Putri. Saya jadi ingat bagaimana dulu saya menjalani ospek mahasiswa saat awal menempuh pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Apa yang saya ingat? Waktu 3 minggu tidaklah lama, kita harus saling kenal dengan cepat. Kita harus dengan cepat membuat sebuah keluarga yang bahagia, harmonis, kompak, dan sinergi. Hari pertama saya harus membuat sebuah group di social media yang fungsinya agar kita cepat kenal dan akrab satu sama lain. Beginilah kehidupan kami yang sangat fantastis dalam 3 minggu tersebut :


Kita memang ga jago masak, tapi demi sebuah sense of belonging, kita nekat masak apa saja yang ada di dapur dan lemari es. Kita berani membuat bakwan yang ternyata setelah digoreng hasilnya sangat keras, ternyata harus dikasih telur. Gorengan yang kedua sampai akhir hasilnya memuaskan. Dan beruntungnya kita ada rekan dari Padang yang lumayan sedikit ngerti masakan.


Setiap berangkat kerja, kita kompak menunggu shuttle bus yang dengan setia selalu mengantar kita pergi dan pulang kerja. Kebersamaan kecil tanpa harus melihat kekurangan masing-masing ini adalah kunci bagaimana kami bisa lebih akrab dibandingkan dengan group diklat lainnya.



Kita juga mencari area refreshing yang bisa digunakan secara bersamaan. Ada sebuah sport center yang lokasinya tidak jauh dari tempat penampungan kita, di daerah bukit golf gunung putri. Hanya ada 1 motor yang dapat kami pinjam, dan itu kita gunakan secara bergantian. Nah yang boncengin kita udah mirip tukang ojek, harus bolak-balik dari mes sampai ke sport center tersebut. Sport Center yang memiliki swimming pool dengan view yang cantik dari atas bukit dan bisa sambil menikmati Sunset yang indah.


Jenuh? Itu sudah pasti, karena kita memang masih jauh dari penduduk sekitar. Solusinya adalah kita main game. Hampir setiap sore kita berkompetisi bermain game dancing. Agar badan sehat karena keringat akan keluar sudah seperti berolahraga saja, pikiran juga akan menjadi fresh. Malam harinya kita bisa berkompetisi lagi dan adu bakat bermain PES, karena ada temen yang inisiatif membawa stik playstation. Keren.


Ada temen dari Karawang yang juga membawa gitar berikut soundnya. Dan yang di gambar tersebut adalah Bapak RT kita, dari Bali. Permainan gitarnya sangat ciamik, suaranya bagus, semoga kelak menjadi musisi yang terkenal ya bro...


Gambar di atas adalah foto beberapa anggota keluarga yang berangkat kerja, menuju tempat penjemputan.


Ada teman yang sedang berulang tahun di hari itu, surprise kecil-kecilan kita ciptakan dan kita mencoba memperlihatkan ke khalayak ramai (peserta diklat) kekompakan temen-temen yang tinggal di mes. Selamat ulang tahun, semoga sehat selalu...



Gambar di atas adalah sebuah syukuran sederhana ulang tahun, termasuk saya yang saat itu sedang berulang tahun. Kita berkumpul, makan bersama, becanda bersama yang harapannya adalah agar kita akan tetap menjadi keluarga kecil dari sabang sampai merauke. Tetap kompak meski jarak jauh, dan tetap sinergi.


Gambar di atas adalah saat kita berfoto bersama sore-sore setelah menerima materi diklat. Lihat, bagaimana kantor kita sangat rindang, green building dengan suasana pepohonan sekitar tentunya bisa sebagai tempat melepas lelah dan penat dengan menghirup udara segar tanpa polusi. Biznet Technovillage


Gambar biru di atas adalah foto hari-hari terakhir kita sebagai peserta diklat. Coba cari saya yang sebelah mana :)


Gambar di atas, saya sempat kongkow sama temen-temen penggila dunia gila yang memang sudah seperti saudara sejak dulu.


Kalo gambar di atas itu saya sempatkan jalan-jalan ke Bogor dengan sohib lama, duo puguh kembali beraksi judulnya, hehehe



Dua gambar di atas adalah foto saat kita ada kesempatan pergi ke kota Jakarta (nebeng temen), menghabiskan waktu dari pagi sampe menjelang pagi. Sayangnya, tidak semua terabadikan karena asik sendiri-sendiri menikmati pertunjukan music di Kota Tua.


Saat malam terakhir sebelum saya kembali ke Yogyakarta, saya mencoba mengambil gambar, dimana sebuah kamar berantakan dengan baju saya. Ada batik, baju kerja, ada sarung, sajadah, laptop, mouse, dompet, remote ac, selimut dan sebagainya. Dan saya menuliskan quote seperti di atas. Dan memang kenangan ini akan susah dibersihkan. Dan sampai detik ini kami masih terhubung oleh temen-temen yang senasib sepenanggungan melalui sebuah group di media social.

Semoga ilmu yang kita dapatkan selama pendidikan, kebersamaan selama lebih dari 3 minggu ini akan selalu terjaga. Selamat bekerja untuk rekan-rekan semua.



Comments

Popular Posts

Teknik Selling Rasulullah (3) : 24 Cara Menjual yang Wajib Dihindari

Nah, kali ini saya share juga 24 cara menjual yang wajib dihindari, sesuai yang diajarkan Rasulullah masih dari buku yang sama seperti artikel terkait sebelumnya . Agar penjual profesional mendapat keuntungan luar biasa dan menghasilkan Word of Mouth, ia wajib menghindari 24 cara menjual yang tidak Islami berikut ini : 1. Berbohong Rasulullah saw selalu jujur dalam berjualan, beliau memilih menceritakan berapa harga barang yang dibelinya dan memberi kebebasan para pembeli untuk memberikan keuntungan kepadanya. Nah ini jarang sekali terjadi di masa sekarang. Siap? 2. Menggunakan Undian Menggunakan sistem undian merupakan tindakan yang harus dihindari karena sifatnya sama dengan berjudi. Undian yang dilarang adalah yang dilakukan dengan menarik sejumlah uang untuk memperoleh kupon yang akan diundi. Dalam Al-Quran juga sudah disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 90-91 yang artinya sebagai berikut : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, maisir,

Desa Wisata Petungulung, Margopatut, Nganjuk

Hari ini tadi saya mengikuti sebuah diskusi tentang UKM dan beberapa Bank di Nganjuk bersama salah seorang anggota DPD RI. Ditengah diskusi tersebut ada seorang wanita yang mengutarakan uneg-unegnya mengenai sebuah kawasan desa wisata di Kabupaten Nganjuk, sebut saja Bu Ima. Nah dari penjelasan beliau, saya langsung berkata dalam hati " waiki... "  Saya jadi banyak teringat masa lalu saat di Jogja, begitu banyak desa wisata di sana, tapi di Nganjuk belum ada, sampai-sampai saya dan seorang kawan beberapa bulan lalu punya ide buat bikin ini. Tapi belum jadi-jadi, maklum kurang gerak sih... Bersama Pak Camat Sawahan Setelah acara selesai dan saat saya mau pulang, di parkiran tiba-tiba saya diajak seorang kawan untuk ngelihat sebuah desa wisata baru di daerah Kec Sawahan itu. Kawasan ini baru diresmikan sekitar bulan April 2016. Masih kinyis-kinyis tentunya, langsung aja berangkat kesana. Ternyata semobil sama bu Ima tadi. Ngobrol-ngobrol di dalam mobil, saya ambil

Ketika Anak Bertanya Tentang Allah

Allah itu Siapa? Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya… Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya: Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, Bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Allah?” Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?” Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”