Skip to main content

Cara Ampuh Mengatasi Macet

Pernah ngerasain macet? Pasti pernah lah ya... Saat ini hampir semua kota sudah merasakan yang namanya macet. Kota kecil seperti Nganjuk juga terkadang mengalami kemacetan lalu lintas. Apalagi Jakarta, udah jangan tanya lagi, kota termacet di dunia mungkin tuh.

Dahulu, kita atau orang tua kita mungkin masih belum merasakan kemacetan lalu lintas. Kadang kita pengen kembali merasakan suasane kehidupan seperti dahulu. Ga hanya kondisi lalu lintas, mainan, pola hidup dan lain lain, kadang kita pengen seperti dulu. Generasi 90an lah, atau bahkan lebuh tua dari itu. Sepertinya kehidupan waktu itu lebih humanis, lebih ramah dari pada saat ini.

Nah kenapa kita ga mengimplementasikan kondisi kehidupan jaman itu ke kondisi saat ini untuk kondisi lalu lintas kita? Kalo saya jadi Pak Ahok, yang terkenal dengan kebijakan melawan arus, sekalian saja saya nerapin ide saya ini. Mengembalikan pada kondisi lalu lintas beberapa puluh tahun yang lalu.

Kenapa dulu ga ada macet? Karena hanya sedikit motor / mobil.
Kenapa hanya sedikit kendaraan? Karena hanya sedikit orang bisa beli motor / mobil.

Nah itu tuh kuncinya, gimana caranya agar motor / mobil hanya sedikit orang bisa beli.

Nah cara ekstrim yang ada di otak kotor saya adalah hanya memperbolehkan beberapa jenis kendaraan saja. Untuk roda 4 hanya kendaraan yang harganya minimal 2 milyar. Mobil sport? Yess. Sedangkan roda 2, hanya kendaraan yang harganya minimal 500 juta. Moge? Yess.

Jadi, hanya sedikit orang yang bisa berkendara di jalanan. Cocok seperti kondisi masa lalu, dimana jalanan akan lengang, sepi, ga ada macet. Nanti bakal banyak yang protes lho, ya pastinya. Setiap ide pasti ada untung ruginya. Nah mungkin cocok nih kalo ide ini diimplementasikan di Jakarta. Kenapa?

Pertama, karena pemimpinnya saat ini berani. Berani ambil resiko dan terkenal hampir setiap kebijakannya melawan arus. Dan mungkin cocok untuk melawan arus di kalangan elit nasional.

Kedua, karena transportasi masal di Jakarta sudah paling OK dibandingkan kota-kota lain. Tinggal madalah keamanan transportasinya aja. Dulu saya tinggal 6 tahun di Jakarta, dan selama 3 tahun saya ga punya kendaraan pribadi karena kemana-mana pake angkutan umum. Baik itu kopaja, transjakarta, dan kalo pas males, saya naik taxi. Saya akhirnya beli motor, karena hampir tiap hari saya melihat aksi copet di kopaja.

Ketiga, sudah banyak yang hitung berapa kerugian akibat kemacetan, baik waktu, tenaga, dan uang. Berapa juta liter bensin yang terbuang sia-sia karena menunggu lampu hijau dan karena macet. Dan lain sebagainya.

Nah kalo misal hanya moge dan mobil sport yang hanya boleh melintasi jalanan, saya yakin ga ada lagi kemacetan, dan kita mungkin bisa punya rekor negara yang penduduknya hanya punya moge dan mobil sport. Keren lah di mata dunia.

Berani? Saya sih OK aja kalo harus berjuang beli moge dan mobil sport yang entah tahun kapan akan kebeli tuh kendaraan.

Comments

Popular Posts

Teknik Selling Rasulullah (3) : 24 Cara Menjual yang Wajib Dihindari

Nah, kali ini saya share juga 24 cara menjual yang wajib dihindari, sesuai yang diajarkan Rasulullah masih dari buku yang sama seperti artikel terkait sebelumnya . Agar penjual profesional mendapat keuntungan luar biasa dan menghasilkan Word of Mouth, ia wajib menghindari 24 cara menjual yang tidak Islami berikut ini : 1. Berbohong Rasulullah saw selalu jujur dalam berjualan, beliau memilih menceritakan berapa harga barang yang dibelinya dan memberi kebebasan para pembeli untuk memberikan keuntungan kepadanya. Nah ini jarang sekali terjadi di masa sekarang. Siap? 2. Menggunakan Undian Menggunakan sistem undian merupakan tindakan yang harus dihindari karena sifatnya sama dengan berjudi. Undian yang dilarang adalah yang dilakukan dengan menarik sejumlah uang untuk memperoleh kupon yang akan diundi. Dalam Al-Quran juga sudah disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 90-91 yang artinya sebagai berikut : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, maisir,

Desa Wisata Petungulung, Margopatut, Nganjuk

Hari ini tadi saya mengikuti sebuah diskusi tentang UKM dan beberapa Bank di Nganjuk bersama salah seorang anggota DPD RI. Ditengah diskusi tersebut ada seorang wanita yang mengutarakan uneg-unegnya mengenai sebuah kawasan desa wisata di Kabupaten Nganjuk, sebut saja Bu Ima. Nah dari penjelasan beliau, saya langsung berkata dalam hati " waiki... "  Saya jadi banyak teringat masa lalu saat di Jogja, begitu banyak desa wisata di sana, tapi di Nganjuk belum ada, sampai-sampai saya dan seorang kawan beberapa bulan lalu punya ide buat bikin ini. Tapi belum jadi-jadi, maklum kurang gerak sih... Bersama Pak Camat Sawahan Setelah acara selesai dan saat saya mau pulang, di parkiran tiba-tiba saya diajak seorang kawan untuk ngelihat sebuah desa wisata baru di daerah Kec Sawahan itu. Kawasan ini baru diresmikan sekitar bulan April 2016. Masih kinyis-kinyis tentunya, langsung aja berangkat kesana. Ternyata semobil sama bu Ima tadi. Ngobrol-ngobrol di dalam mobil, saya ambil

Ketika Anak Bertanya Tentang Allah

Allah itu Siapa? Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya… Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya: Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, Bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Allah?” Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?” Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”