Skip to main content

Pelajaran Berharga dari Ngawi Batik Fashion


Hari jumat kemarin, saya berkesempatan untuk mengikuti gelar pameran produk UMKM se Jawa Timur, yang diadakan di kabupaten Ngawi dalam rangka HUT Kota Ngawi. Kegiatan yang diadakan di Alun-alun kota Ngawi ini juga dimeriahkan oleh acara Ngawi Batik Fashion. Acara yang sudah berlangsung selama 6 kali ini setiap tahunnya, konon setiap tahun semakin meriah. Dengan slogannya Ngawi Ramah, kota kecil ini membuat saya kagum. Acara keren untuk seukuran Ngawi.
Banyak hal kekaguman saya tentang acara ini, dan juga banyak hal yang dapat saya pelajari selama mengikuti ini. Kota Ngawi, dimana tidak jauh dari tempat tinggal saya saat ini, yaitu Nganjuk, dan juga dengan kondisi sosial masyarakatnya juga tidak jauh berbeda, namun terasa sangat jauh lebih maju dibandingkan Nganjuk.

Sekelas Ngawi saja, mereka bisa membuat acara yang luar biasa ini, Ngawi Batik Fashion. Ngawi banyak memiliki pengrajin batik. Dan ide kreatif yang kemarin berjalan adalah, Ngawi berhasil mengundang para designer nasional untuk mendesign pakaian dengan bahan dan motif batik dari Ngawi. Mereka mengundang fotografer profesional untuk memfoto hasil kreasi para designer tersebut. Lalu memamerkan pada acara tersebut. Mereka juga mengundang Miss Indonesia dan dari Luar Negeri, maaf lupa dari negara mana saja kemarin tuh.

Alun-alun kota Ngawi, disulap seperti tempat pameran fashion kelas internasional. Mulai dari anak kecil sampai dewasa berjalan indah diatas catwalk dengan mengenakan bermacam-macam busana hasil design para designer di atas, yang tentunya semua batiknya asli dari Ngawi. Batik tradisional namun dengan sentuhan profesional, menjadi pakaian yang layak dipertontonkan. Ajib... Ngawi juga mengundang para juri dari kelas nasional juga. Dari berbagai latar profesi.



Tak hanya itu saja, sekarang kita beranjak pada acara pameran UMKM yang lokasinya juga di Alun-Alun Kota Ngawi tersebut. Ada puluhan stand untuk UKM. Nah yang membuat saya membandingkan dengan kota tempat tinggal saya ini adalah, mayoritas stand tersebut diperuntukkan untuk UKM kota Ngawi sendiri. Dari makanan, batik, desa wisata, kerajinan kayu, dan aneka kerajinan lainnya. Dan informasi yang saya dapat dari sana, bahwa semua stand itu di-GRATIS-kan. 

Setiap stand dibuat seragam dengan banner yang bertuliskan masing-masing pemilik standnya. Ga hanya itu, setiap UKM juga memakai seragam juga. Dan hebatnya, UKM harus bisa menampilkan produknya pada satu stand sendiri, dan mereka harus bisa, dan ternyata mereka bisa.







Di depan stand saya, ada sesuatu yang membuat saya tertarik dan ingin mengetahui secara mendalam. Yaitu sebuah stand beras. Merknya unik, sesuai nama kotanya. Ngawiti Mas.

Produk ini asli dari Ngawi, diolah di Ngawi, semuanya serba dari Ngawi. Mereka memiliki sebuah pabrik pengolahan beras, yang akhirnya menjadi merk beras unggulan di Ngawi. Kota ini hampir sama dengan kota-kota lain, dimana sawah masih sangat luas. Mereka mengolah padi menjadi beras dengan tenaga juga dari lokal Ngawi saja.

Ngawi sudah melihat akan arti pentingnya dari sebuah BRAND. Mau beli beras di Ngawi, harus ingat dengan beras Ngawiti Mas. Mungkin seperti itu.

Seandainya setiap kota sadar akan pentingnya sebuah brand, mungkin tidak ada lagi produk lokal dengan brand luar negeri, dimana kita hanya menjadi seorang penjahitnya saja.

Lanjut keliling ke berbagai stand UKM lainnya. Saya menemukan sebuah stand dari dinas pertanian. Masuk ke stand ini saya merasa ini di supermarket. Mereka menampilkan produk-produk pertanian dengan sangat bagus. Buah-buahan dikemas apik, meskipun itu hanya melon.

Hampir semua produk ditampilkan dalam sebuah banner dimana gambarnya adalah ya produk tersebut, bukan gambar kepala daerah. Beras, ya gambar beras atau padi. Wisata ya gambar wisatanya, bukan gambar bupati. If you know what i mean....

Produk unggulan yang dipamerkan dalam stand tersebut, memang benar-benar produk unggulan, bukan produk asal ada biar stand rame.

Nah sekarang kita coba keliling ke stand-stand dari tiap-tiap UKM. Mereka akhirnya bisa menampilkan produk mereka dalam 1 stand tersendiri, memang tidak serta merta dalam 1 atau 2 minggu bisa. Mereka sudah merencanakan sudah jauh-jauh hari sosialisasinya. Kegiatan ini bukan kegiatan sangkuriang yang semalam jadi. Para UKM tersebut dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk bisa maju dan berkembang. Minimal bisa tampil dalam 1 stand tersendiri. Coba lihat beberap contoh gambar di bawah, ini sengaja ga semua saya tampilkan, kebanyakan bro...

Beberapa koperasi juga menampilkan. Dan akhirnya saya tau ternyata masih ada koperasi yang produktif di produk-produk makanan. Saya kira selama ini koperasi itu hanya sebatas pinjam meminjam uang saja.

Karena memang selama ini saya belum pernah tau, koperasi yang tidak melulu meminjamkan uang. Dulu waktu saya kecil ada namanya KUD, koperasii unit desa. Sekarang di sekitar tempat tinggal saya, adanya KSP, koperasi simpan pinjam. Ya mungkin karena itu sih...


Koperasi ini ternyata membina beberapa masyarakat Ngawi untuk lebih produktif. Mereka menciptakan brand-brand makanan untuk oleh-oleh.

 


Sekarang saya datang ke sebuah stand anak-anak muda. Beberapa stand memiliki aksesoris hampir sama di sana. Yaitu berlabel kantor pos. Produk yang dijual di sini dapat dikirimkan via kantor pos. Begitu tulisannya.

Ternyata kantor pos di Ngawi berhasil menjalin komunikasi yang baik dengan para pelaku UMKM, khususnya anak-anak muda. Tidak hanya 1 atau 2 stand yang seperti ini, banyak stand yang memiliki label seperti itu. Tinggal menunggu sedikit waktu saja, sepertinya Ngawi memang lebih siap dengan para penggiat UMKM nya. Produsen menjadi hebat, pemerintah support dengan baik, pihak ekspedisi juga mensupport dengan berbegai keperluan yang dibutuhkan.

Wah keren banget tuh beberapa tahun ke depan. Amin dah....

Di hari terakhir saya di acara tersebut, secara kebetulan saya bertemu dengan salah seorang pengusaha asal ponorogo. Pak Mono namanya. Beliau sudah memiliki jam terbang yang tinggi dalam berwirausaha. Kami kenal dalam sebuah majelis ilmu tahun lalu di Kota Malang, yaitu dalam seuah kelas TOT (Training of Trainer).

Di stand paling belakang dari foto saya ini, juga ada beberapa yang saya kenal dari kota Malang. Bahagianya memiliki banyak teman, karena bagi saya teman adalah investasi masa depan.

Comments

Popular Posts

Teknik Selling Rasulullah (3) : 24 Cara Menjual yang Wajib Dihindari

Nah, kali ini saya share juga 24 cara menjual yang wajib dihindari, sesuai yang diajarkan Rasulullah masih dari buku yang sama seperti artikel terkait sebelumnya . Agar penjual profesional mendapat keuntungan luar biasa dan menghasilkan Word of Mouth, ia wajib menghindari 24 cara menjual yang tidak Islami berikut ini : 1. Berbohong Rasulullah saw selalu jujur dalam berjualan, beliau memilih menceritakan berapa harga barang yang dibelinya dan memberi kebebasan para pembeli untuk memberikan keuntungan kepadanya. Nah ini jarang sekali terjadi di masa sekarang. Siap? 2. Menggunakan Undian Menggunakan sistem undian merupakan tindakan yang harus dihindari karena sifatnya sama dengan berjudi. Undian yang dilarang adalah yang dilakukan dengan menarik sejumlah uang untuk memperoleh kupon yang akan diundi. Dalam Al-Quran juga sudah disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 90-91 yang artinya sebagai berikut : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, maisir,

Desa Wisata Petungulung, Margopatut, Nganjuk

Hari ini tadi saya mengikuti sebuah diskusi tentang UKM dan beberapa Bank di Nganjuk bersama salah seorang anggota DPD RI. Ditengah diskusi tersebut ada seorang wanita yang mengutarakan uneg-unegnya mengenai sebuah kawasan desa wisata di Kabupaten Nganjuk, sebut saja Bu Ima. Nah dari penjelasan beliau, saya langsung berkata dalam hati " waiki... "  Saya jadi banyak teringat masa lalu saat di Jogja, begitu banyak desa wisata di sana, tapi di Nganjuk belum ada, sampai-sampai saya dan seorang kawan beberapa bulan lalu punya ide buat bikin ini. Tapi belum jadi-jadi, maklum kurang gerak sih... Bersama Pak Camat Sawahan Setelah acara selesai dan saat saya mau pulang, di parkiran tiba-tiba saya diajak seorang kawan untuk ngelihat sebuah desa wisata baru di daerah Kec Sawahan itu. Kawasan ini baru diresmikan sekitar bulan April 2016. Masih kinyis-kinyis tentunya, langsung aja berangkat kesana. Ternyata semobil sama bu Ima tadi. Ngobrol-ngobrol di dalam mobil, saya ambil

Ketika Anak Bertanya Tentang Allah

Allah itu Siapa? Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya… Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya: Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, Bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Allah?” Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?” Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”