Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Nganjuk Karnival

Dalam rangka memperingati HUT RI ini, Nganjuk dan mungkin seluruh kota di Indonesia ramai-ramai mengadakan acara yang meriah. Dari berbagai lomba dan juga karnaval. Kemarin saya menyempatkan diri mengajak keluarga untuk menonton karnaval. Ramai dan meriah, menjadi sebuah hiburan rakyat tersendiri, di tengah panasnya berita-berita politik yang sedang ramai menjelang pilkada di kota Nganjuk ini. Saya bersama teman-teman dari YUK menikmati karnaval di kedai susu Cak Yure. Dan yang tak pernah absen yaitu mas Sony. Namanya Sony, tapi kameranya Canon, Cayak Nikon. Berikut hasil Jepretan beliau. Bagus-bagus ya kostumnya. Lalu saya berpikir, sekarang ini kalo karnaval sudah ga kaya jaman saya kecil dulu. Yang jadi polisi-polisian, dokter-dokteran, tentara, petani, dan berbagai profesi lain. Sekarang lebih ke budaya. Dan tentuya dengan biaya kostum yang jauh lebih mahal daripada hanya sekedar profesi. Hahaha Tertarik melihat banyak teman, iseng saya pinjam kamerany

Oleh-Oleh Khas Nganjuk

Banyak dari teman-teman yang sedang mudik atau orang luar kota yang bingung, apa sih oleh-oleh khas dari Nganjuk. Ada yang bilang sambel pecel. Eh tapi Madiun juga punya sambel pecel, Kediri juga punya, Blitar juga punya, dan banyak kota lain. Ada juga yang jawab kalo oleh-oleh khas Nganjuk itu ga ada. Kok bisa ga ada? Karena memang tidak punya sesuatu yang khas. Namun saya bilang, Nganjuk itu produksi Bawang Merah. Nganjuk punya pasar bawang merah terbesar. Di daerah kecamatan Rejoso Nganjuk juga ada kawasan bawang merah. Namun bawang merah mentah kalo dijadikan oleh-oleh sepertinya kurang menarik. Tinggal kita memanfaatkan sesuatu yang sudah ada saja untuk dijadikan oleh-oleh. Nah, saya sejak tahun 2015 memanfaatkan sesuatu yang sederhana dari hasil pertanian Nganjuk, yaitu mengolah bawang merah menjadi bawang goreng. Sepele. Namun saya mencoba menyentuh dengan sentuhan cinta dan kasih sayang...tsaaah... Maka jadilah camilan bawang goreng yang enak. Saya berani membe

Sedihnya Anak Magang atau Prakerin

Magang atau prakerin (praktek kerja industri), atau PSG, atau PKL praktek kerja lapangan atau apalagi ya istilahnya, merupakan sebuah kegiatan pelatihan kerja yang biasanya dilakukan mahasiswa tingkat akhir atau anak SMK sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan proses pendidikannya. Kegiatan ini sangat bagus sekali, mengenalkan siswa ke dunia nyata di dunia kerja.  Tapi banyak yang menempuh magang tersebut hanya asal-asalan. Banyak banget. Di Nganjuk saja, saya menjumpai banyaknya anak magang yang notabene yang benar-benar membutuhkan pandangan dalam dunia kerja namun setelah magang, tidak memiliki hasil apa-apa dalam pengalamannya. Bukan salah si anak magang, tapi salah pemilik tempat usaha dimana banyak yang tidak memberikan arahan atau ilmu pengetahuan di dunia kerja. Dan mungkin juga kesalahan dari sekolahnya yang merekomendasikan tempat praktek atau bisa juga menutup mata akan kondisi anak didiknya di tempat kerja. Pengalaman saya melakukan interview pada anak-anak m

Nostalgia di Lumajang

Lumajang, tempat lahir saya. Saya tinggal di kota Lumajang sampai kelas 2 SMP. Nah kemarin saya ngantar orang tua untuk acara reuni di Lumajang, selama 3 hari di sana, dan lokasinya persis di depan tempat tinggal saya waktu masih bayi sampe usia 6 tahun.  Saya berkunjung juga ke tempat waktu saya menghabiskan waktu usia SD dan SMP tersebut. Tepatnya di Desa Dawuhan Lor. Ke tempat main gobaksodor, belajar badminton, mandi di sungai, main petak umpet, ke tempat usaha bapak saya waktu itu, main ke SD tempat saya belajar, berkunjung ke tetangga-tetangga juga. Dan alhamdulillah semua masih ingat persis hampir setiap kejadian di sana. Berasa jadi anak kecil lagi.  Saya ketemu beberapa tetangga dan teman-teman waktu kecil. Ngobrol jaman dulu kala. Ketemu juga dengan sahabat dari bapak saya, partner bisnis, dan bekas tempat bisnis yang sekarang masih jalan yang dijalankan oleh partnernya dulu. dengan Indah, sahabat waktu SD Ibu dengan mba Tatik Saya keliling desa, pers