Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2018

Semenit Menjadi Guru Buat Bapak Ibu Guru

Sharing kali ini di SMK Negeri 1 Mejayan Madiun , SMK yang memiliki luas sekitar 3,5 hektar, dengan murid lebih dari 1300 siswa. Dengan power sebesar itu mereka ingin mendapat ulasan bagaimana perkembangan entrepreneur di era cepatnya teknologi saat ini dari seorang praktisi. Sharing yang lain dari pemerintahan, tentang pendukung usaha. Dan saya bagian pamungkas, bagian ngabisin waktu dan bagian ngabisin kue nya. Alhamdulillah bapak ibu guru langsung praktek, langsung action. Saya ga mau kalah, ikutan langsung action, ngabisin kue nya.

Ide Pembangunan di Nganjuk

Sebagian orang suka dengan hadirnya pabrik-pabrik di kota ini. Cari kerja ga perlu jauh-jauh. UMR makin lama makin tinggi. Nganjuk makin dikenal karena banyak industri besar. Kalo saya justru berfikirnya berbeda. Dengan banyaknya pabrik, efek jangka panjangnya adalah bisa jadi nanti jadi banyak yang bermental buruh. Lulus sekolah berusaha daftar menjadi buruh di pabrik2 itu. Padahal di sekolah2 sekarang ini setau saya sudah mulai diajarkan kewirausahaan. Memang ga semuanya nanti akan jadi buruh, atau karyawan pabrik istilah kerennya. Tapi sekarang aja banyak yang orang tua yang lebih suka anaknya ngantor di pabrik itu daripada meneruskan usahanya, atau meneruskan jadi petani. Ya ga sih? Trus dibangun apa dong? Saya pengennya dibangunin universitas. Universitas yang keren sekaligus. Misalnya kerjasama dengan UI atau ITB atau poltek Bandung, misal. Biasanya kan ada tuh kampus cabang. Seperti Univ Brawijaya ada di Kediri. Kenapa harus UI atau ITB?

Bapakku adalah Pejuang Sejati

Dilahirkan dari keluarga petani, yang tinggal di sebuah lereng bukit dimana rumahnya urutan kedua dari rumah paling tepi bukit. Kisahnya, 3 kali sempat putus sekolah saat SD karena harus mengembala sapi saat itu. Tapi tetap semangat untuk kembali berjuang meraih pendidikan. Sampai akhirnya bisa masuk kepolisian dengan pangkat prajurit paling bawah. Saat menempa kerasnya pendidikan itu, beliau sempat berharap agar kerasnya militer biar dirasakannya saja, tidak untuk anak-anaknya. Dan dikabulkannya harapan itu. Betapa setianya beliau pada negara sampai-sampai hampir tak pernah mengambil jatah cuti yang jadi hak nya. Bahkan hanya baru-baru ini saja saya merasakan liburan bersama keluarga. Bapak, baru menikmati cuti liburan pertama kalinya sekitar beberapa tahun yang lalu, saya lupa tepatnya. Itupun hari kedua cuti sudah masuk kantor karena ada demo pedagang kaki lima. Yang saya kagum dengan Bapak, beliau visioner. Rela meninggalkan fasilitas asrama polsek den