Skip to main content

Berdagang (Bisnis) Itu Menyehatkan


Beberapa bulan terakhir ini, aktifitas saya adalah murni sebagai seorang pedagang. Pedagang kebutuhan meja makan, yaitu BawangKita. Dalam perjalanannya itu saya mendapati berbagai pengalaman yang selama ini jarang saya rasakan.

Setelah mengakhiri rutinitas saya sebagai karyawan selama 9 tahun itu, saya lebih sering berada di rumah. Bersama istri terutama. Dan alhamdulillah saat ini sudah diberi amanah untuk mendidik si buah hati, Nabila Syifa Azzahra. Dan saya memiliki banyak waktu bersama mereka, melihat perkembangan buah hati hampir tiap detik.

Selain hal tersebut pula, ada yang hal yang tidak kalah penting. Saya semakin terjalin silaturahim, terutama dengan teman-teman saya yang telah lama tidak komunikasi. Temen seangkatan saat SD, SMP, SMA bahkan teman saat saya kuliah di Surabaya maupun Jakarta, kembali tersambung. Silaturahim dengan tetangga sudah mulai sering. Dahulu sampai saya menyebut diri saya sendiri sebagai orang yang tidak bertetangga, karena saya harus berangkat kerja jam 8 pagi, dan pulang kadang sampai rumah jam 8 malam, dimana para tetangga sudah ada di dalam rumahnya bersama keluarganya untuk beranjak beristirahat. Dan ga sering juga, saya pulang pagi atau gak pulang.

Dahulu teman-teman saya kebanyakan adalah teman kantor. Dan ga jarang pula sabtu minggu saya ketemunya dengan teman kantor juga, baik itu ketemu lagi di kantor maupun di tempat lain. Ya mungkin ini memang kesalahan saya, lebih mementingkan kepentingan kantor dan tidak bisa hidup seimbang. Yang sampai teman saya menghakimi saya dengan sebutan bahwa saya telah menikah dengan pekerjaan.

Kembali tentang berdagang dan silaturahim, banyak silaturahim yang akhirnya tersambung kembali. Saya ambil beberapa contoh saja, ada seorang teman SMA yang saat ini ada di Subang Jawa Barat, dimana saya terakhir ketemu (kalo ga salah ingat) tahun 2003, saat kelulusan SMA, dan terakhir chat pada tahun 2011, yang akhirnya saat ini sambung lagi silaturahim.

Dan kita sekarang sudah saling tahu kabar masing-masing. Subhanallah...

Adalagi, salah seorang reseller saya yang ada di Cilegon, karena sering mendapat kiriman BawangKita saat ini sudah terjalin silaturahim dengan baik dengan kurir ekspedisinya. 

Bagaimana dengan saya, saya saat ini juga sudah akrab dengan kurir Wahana, kasir JNE, juga beberapa ekspedisi lainnya. 

Banyak teman baru yang saya dapat. Baik dari kalangan pebisnis, supplier, maupun para guru-guru yang mahir di bidangnya masing-masing yang mendukung usaha saya ini.

Ngomongin soal silaturahim, saya jadi ingat wejangan dari seorang teman dan seorang ustadz, Wahyu Novyan sekitar tahun 2010, dulu beliau adalah direktur Lembaga Manajemen Infaq. Saat itu beliau berkunjung ke Jakarta dan saya sedang tidak enak badan sehingga ga masuk kerja. Beliau ada acara di Balai Kartini (saya lupa nama acaranya). Saya mohon ijin tidak bisa menemuinya, karena kondisi badan yang sedang demam dan saat itu sedang pergantian cuaca dari kemarau ke musim hujan.

Namun wejangan beliau yang akhirnya membuat saya berangkat menemuinya, meskipun tidak ketemu, saya tertahan di Plaza Semanggi menunggu antrian taxi sampai malam karena macet. Wejangan yang sampai hari ini tetap saya ingat. Karena memang waktu itu posisinya memang ngena banget, jleb gitu.

Apa itu?

'Silaturahim itu kan memparpanjang usia. Nah orang yang usianya panjang pasti orang yang sehat. Yuk silaturahim biar cepet sembuh' 

Nah bener juga kan?

Dan benar saja, sepulang dari Plaza Semanggi, malam harinya saya merasa sehat. Padahal sempat terkena angin dan sedikit air hujan. 

Nah dari beberapa hal di atas, bahwa berdagang itu dapat menjalin tali silaturahim, dan bersilaturahim itu dapat mempanjang usia, dan orang yang usianya panjang kebanyakan orang-orang yang sehat. Jadi dapat saya simpulkan bahwa 'Berdagang itu Menyehatkan'

Nah kalo kita mengikuti sunnah, pasti ada manfaatnya, dan bahkan manfaatnya lebih banyak daripada jeleknya. Kan Allah sendiri yang nyuruh kita untuk ngikuti Al-Quran dan As-Sunnah, sudah pasti ada jaminannya.

ilustrasi dagang bawang goreng nabati

Comments

Popular Posts

Teknik Selling Rasulullah (3) : 24 Cara Menjual yang Wajib Dihindari

Nah, kali ini saya share juga 24 cara menjual yang wajib dihindari, sesuai yang diajarkan Rasulullah masih dari buku yang sama seperti artikel terkait sebelumnya . Agar penjual profesional mendapat keuntungan luar biasa dan menghasilkan Word of Mouth, ia wajib menghindari 24 cara menjual yang tidak Islami berikut ini : 1. Berbohong Rasulullah saw selalu jujur dalam berjualan, beliau memilih menceritakan berapa harga barang yang dibelinya dan memberi kebebasan para pembeli untuk memberikan keuntungan kepadanya. Nah ini jarang sekali terjadi di masa sekarang. Siap? 2. Menggunakan Undian Menggunakan sistem undian merupakan tindakan yang harus dihindari karena sifatnya sama dengan berjudi. Undian yang dilarang adalah yang dilakukan dengan menarik sejumlah uang untuk memperoleh kupon yang akan diundi. Dalam Al-Quran juga sudah disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 90-91 yang artinya sebagai berikut : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, maisir,

Desa Wisata Petungulung, Margopatut, Nganjuk

Hari ini tadi saya mengikuti sebuah diskusi tentang UKM dan beberapa Bank di Nganjuk bersama salah seorang anggota DPD RI. Ditengah diskusi tersebut ada seorang wanita yang mengutarakan uneg-unegnya mengenai sebuah kawasan desa wisata di Kabupaten Nganjuk, sebut saja Bu Ima. Nah dari penjelasan beliau, saya langsung berkata dalam hati " waiki... "  Saya jadi banyak teringat masa lalu saat di Jogja, begitu banyak desa wisata di sana, tapi di Nganjuk belum ada, sampai-sampai saya dan seorang kawan beberapa bulan lalu punya ide buat bikin ini. Tapi belum jadi-jadi, maklum kurang gerak sih... Bersama Pak Camat Sawahan Setelah acara selesai dan saat saya mau pulang, di parkiran tiba-tiba saya diajak seorang kawan untuk ngelihat sebuah desa wisata baru di daerah Kec Sawahan itu. Kawasan ini baru diresmikan sekitar bulan April 2016. Masih kinyis-kinyis tentunya, langsung aja berangkat kesana. Ternyata semobil sama bu Ima tadi. Ngobrol-ngobrol di dalam mobil, saya ambil

Ketika Anak Bertanya Tentang Allah

Allah itu Siapa? Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya… Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya: Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, Bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Allah?” Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?” Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”