Skip to main content

Bulan Kebebasan

Sekitar 2 tahun lalu saya sempat menuliskan sebuah wishlist. Dimana saat itu saya menulisnya berada pada sebuah ruangan di kota Surabaya. Lagi-lagi saya menulis tanpa berhitung. Saya hanya percaya bahwa Allah akan membanu saya untuk mewujudkan wishlist saya itu. Apa wishlist saya saat itu?

.....

Bulan Mei 2018 ini, sampai dengan saya menulis tulisan ini, ada beberapa kejadian besar dalam hidup saya. Tanggal 1 Mei tepat di hari buruh, saya mengirimkan sebuah permohonan penghentian asuransi yang telah saya bayar selama 10 tahun sejak 2008 lalu. Dan alhamdulillah tidak butuh waktu lama, hanya hitungan hari permohonan saya disetujui dan dana saya juga sudah dicairkan.

Tanggal 2 Mei, ayah saya mendapatkan kenaikan pangkat. Dan saya untuk pertama kalinya datang dan mengantar orang tua saya menuju tempat kenaikan pangkat, di Surabaya. Padahal tanggal 1 Mei saya masih berada di Yogyakarta. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk membaktikan diri kepada orang tua.

Sekitar 1 minggu lalu, saya berkoordinasi dengan teman saya yang bekerja di sebuah bank dimana saya meng-KPR-kan rumah saya yang di Jogja untuk rencana melunasi hutang KPR saya, yang rencananya akan saya lunasi bulan Mei ini atau bulan Juni depan (KPR saya masih sampai 2022 akhir).

Namun saat mandi pagi di hari senin kemarin (13 mei), saya kepikiran, gimana kalo saya lunasi besok saja. Ngobrol sama istri, dan lagi-lagi dia support. Ga berselang lama saya langsung mencari tiket untuk ke Jogja. Dan alhamdulillah selasa 14 mei 2018 sudah saya lunasi hutang saya di Bank Syariah tersebut. Mudah, proses ga sampe 1 jam langsung bawa pulang sertifikat rumah.

Namun karena proses KPR, saya masih harus ke Badan Pertanahan Nasional untuk mengganti status sertifikat. Saya langsung meluncur ke BPN yang ternyata juga tidak jauh dari rumah saya. Baru tau ini hehe. 

Sesampai di BPN saya mencari informasi namun layanan one day service hanya ada di hari Rabu selain hari itu sertifikat baru bisa diambil 2 minggu kemudian, dan padahal saya sudah harus pulang ke Nganjuk selasa malam, sebelum puasa Ramadhan.

Saya mencoba tetap antri untuk melakukan proses ini. Sempat kepikiran untuk menyerahkan proses ini melalui notaris, namun saya coba urus sendiri. Setelah melakukan negosiasi dengan petugas pelayanan BPN Bantul, alhamdulillah sertifikat hak milik langsung jadi sore itu juga. Alhamdulillah, Allah lagi-lagi memberikan kemudahan.

Oiya, untuk proses ini namanya proses ROYA. Biayanya hanya 50ribu.

.....

Apa wishlist saya 2 tahun lalu?
Saya menuliskan bahwa saya terbebas dari hutang pada desember 2017. Namun Allah seolah ngasih tau saya kalo saya lunasi desember 2017 itu bukan waktu yang tepat. Dan waktu yang tepat itu adalah bulan Mei 2018, bulan kebebasan, dan ada bulan ramadhan juga. Tentunya saya bisa lebih tenang dalam melakukan berbagai ibadah.

Alhamdulillah...
Alhamdulillah...
Alhamdulillah...

Doakan saya ya.



Comments

Popular Posts

Teknik Selling Rasulullah (3) : 24 Cara Menjual yang Wajib Dihindari

Nah, kali ini saya share juga 24 cara menjual yang wajib dihindari, sesuai yang diajarkan Rasulullah masih dari buku yang sama seperti artikel terkait sebelumnya . Agar penjual profesional mendapat keuntungan luar biasa dan menghasilkan Word of Mouth, ia wajib menghindari 24 cara menjual yang tidak Islami berikut ini : 1. Berbohong Rasulullah saw selalu jujur dalam berjualan, beliau memilih menceritakan berapa harga barang yang dibelinya dan memberi kebebasan para pembeli untuk memberikan keuntungan kepadanya. Nah ini jarang sekali terjadi di masa sekarang. Siap? 2. Menggunakan Undian Menggunakan sistem undian merupakan tindakan yang harus dihindari karena sifatnya sama dengan berjudi. Undian yang dilarang adalah yang dilakukan dengan menarik sejumlah uang untuk memperoleh kupon yang akan diundi. Dalam Al-Quran juga sudah disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 90-91 yang artinya sebagai berikut : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, maisir,

Desa Wisata Petungulung, Margopatut, Nganjuk

Hari ini tadi saya mengikuti sebuah diskusi tentang UKM dan beberapa Bank di Nganjuk bersama salah seorang anggota DPD RI. Ditengah diskusi tersebut ada seorang wanita yang mengutarakan uneg-unegnya mengenai sebuah kawasan desa wisata di Kabupaten Nganjuk, sebut saja Bu Ima. Nah dari penjelasan beliau, saya langsung berkata dalam hati " waiki... "  Saya jadi banyak teringat masa lalu saat di Jogja, begitu banyak desa wisata di sana, tapi di Nganjuk belum ada, sampai-sampai saya dan seorang kawan beberapa bulan lalu punya ide buat bikin ini. Tapi belum jadi-jadi, maklum kurang gerak sih... Bersama Pak Camat Sawahan Setelah acara selesai dan saat saya mau pulang, di parkiran tiba-tiba saya diajak seorang kawan untuk ngelihat sebuah desa wisata baru di daerah Kec Sawahan itu. Kawasan ini baru diresmikan sekitar bulan April 2016. Masih kinyis-kinyis tentunya, langsung aja berangkat kesana. Ternyata semobil sama bu Ima tadi. Ngobrol-ngobrol di dalam mobil, saya ambil

Ketika Anak Bertanya Tentang Allah

Allah itu Siapa? Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya… Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya: Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, Bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Allah?” Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?” Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”